Yogyakarta – di antara salah satu kegiatan bulanan Pondok Modern Ayatuna ialah Halaqah Tasmi 30 Juz, kegiatan ini paripurna berkat ‘iuran’ khidmah para peserta yang merupakan pengemban Al-Quran. Para peserta berasal dari para santri/wati juga pengajar/musyrifah tahfidz di Pondok Modern Ayatuna. Ada sebagian peserta yang mentasmikan hafalannya sebanya 1 juz, 2 juz bahkan ada lebih dari itu. Semua peserta memiliki spirit yang sama yaitu memastikan sumbangan hafalannya berhasil sehingga terhimpun 30 juz dari seluruh peserta.
Alhamdulillah tsumma alhamdulillah, hanya kata syukur kepada Allah SWT karena atas izin dan kasih sayangnya, pada hari Ahad (22/1) telah terselenggara dengan khidmat seluruh rangkaian proses Halaqah Tasmi’ 30 Juz yang ke-11 bertempat di kediaman Bapak Najmuddin, salah satu tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam perjalanan berdirinya pondok ini. Terutama dalam pembinaan santri, ada salah satu santri yang mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S1 lantaran kebaikan beliau.
Kegiatan ini berlangsung dari pukul 07.00 hingga 13.00, kegiatan diawali dengan pembukaan secara formal yang diikuti oleh seluruh santri dan guru. kemudian kegiatan halaqah dibagi menjadi 4 majelis yang terdiri dari 2 majelis putra dan 2 majelis putri. Para peserta mengikuti halaqah dengan penuh khidmat dan raghbah (antusias) baik ketika hafalan mereka ditasmi’kan maupun ketika mereka menyimak hafalan peserta lainnya.
Dalam sambutannya Al-Ustadz Muhammad Wiprasworo Jihwamuni menyampaikan esensi dan fungsi dari seorang penghafal Al-Qur’an, “Di Ayatuna kita memiliki main project, yaitu Ihyaa’u Al-Qur’an (menghidupkan Al-Qur’an) namun tidak hanya membaca dan mengaji, namun seluruh bentuk interaksi dengan Al-Qur’an sesuai dengan yang telah diajarkan oleh para ‘Ulama.” Tutur Ustadz Wipras.
“Sedikitnya ada Ada 3 hal yg berkaitan dengan Ihyaa’u Al-Qur’an; Pertama, Ihyaa’u Al-Qur’an menjadi tujuan, hadaf, misi, visi, sekaligus cita-cita kita, Kedua menjadi syiar, campaigne dan propaganda kita, dan ketiga Ihyaa’u Al-Qur’an sebagai sibgah (identitas) dan celupan kita di Pondok Modern Ayatuna” tambah Ustadz Wipras.
Sebelum menutup sambutannya beliau berpesan kepada seluruh santri, bahwa apapun profesi dan bidangnya kelak, identitas kita sebagai pengemban kalamullah adalah Ihyaa’I Al-Qur’an. Mudah-mudahan ta’awun ini mampu lebih besar, kita mengajak orang lain untuk masuk surga bersama sama.