Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Bentuk Kesetiaan Al Quran Dan Lima Metode Meraihnya

Artikel

Kita sama sama yakin bahwa Al-Quran bukan hanya bacaan yang sempurna dan mukjizat yang kelanggengannya berlaku hingga hari kiamat, namun pada saat yang sama Al-Quran juga memiliki kesetiaan pada para ahli dan haamilnya. Kesetiaan Al-Quran pada para ahlinya yang mulia itu meliputi setiap titian perjalanan insan sebagai seorang hamba di dunia dan alam alam setelahnya. […]

Kita sama sama yakin bahwa Al-Quran bukan hanya bacaan yang sempurna dan mukjizat yang kelanggengannya berlaku hingga hari kiamat, namun pada saat yang sama Al-Quran juga memiliki kesetiaan pada para ahli dan haamilnya. Kesetiaan Al-Quran pada para ahlinya yang mulia itu meliputi setiap titian perjalanan insan sebagai seorang hamba di dunia dan alam alam setelahnya. Diantara gambaran kesetiaan Al-Quran adalah yang tertuang pada doa-doa Khatmil Quran

Wahai Allah jelmakan Al-Quran untuk kami di dunia sebagai teman setia, di alam barzakh (kubur) sebagai teman pemusnah kesepian, pada hari kiamat menjadi pembela, sebagai lentera kala titian shirat, sebagai pengantar dan pemandu ke ambang pintu syurgaNya, dan menjadi hijab penutup palang pintu neraka, serta sebagai penuntun pada setiap bentuk kebaikan.

Juga yang tertuang pada munajat Nabi Muhammad SAW berikut;

 أن تجعل القرآن ربيع قلبي, ونور صدري, وجلاء حزني وذهاب همي

Wahai Junjungan kami! Jadikanlah Al-Quran ‘musim semi’ (asbab kesenangan) hatiku, cahaya yang menyinari hatiku, pemusnah sedih dan cemasku.

Dari keduanya kita mendapati loyalitas Al-Quran meliputi setiap titian para ahlinya, baik dunia maupun akhirat. Para ulama yang mulia telah merincikan paling tidak lima manhaj supaya kita dapat berkekasih dengan Al-Quran yang tak ayal segala bentuk kesetiaannya menghampiri dan meliputi kita;

  1. Menjadikan Al-Quran wirid harian kita. Narasi besar bila kita mengaku kekasih Al-Quran tapi jarang membersamainya. Banyak metode yang diakrabkan oleh para ulama pada kita seperti metode ‘famiy bisyauqin’ yang menghatamkan Al-Quran dalam satu minggu. Imam Syafi’i mengatakan makruh hukumnya menghatamkan Al-Quran lebih dari 40 hari.
  2. Memahami maknanya dengan mentadabburinya. At-Thabari mengatakan, “aku heran bagaimana ada orang menikmati Al-Quran tanpa mengetahui maknanya!?”
  3. Mengamalkan apa yang diisyaratkan Al-Quran. Sejatinya apa yang disyariatkan Allah untuk kita adalah untuk kebahagiaan kita sendiri.
  4. Berakhlak dengan nilai-nilai agung yang terkandung di dalamnya.
  5. Membela (kemaslahatan) Al-Quran. Tak jarang Al-Quran menjadi alamat fitnah dan penistaan. Kita harus bersikap tegas. Dan menghafal Al-Quran adalah salah satu bentuk pembelaan kita terhadap Al-Quran.

    Rabb… Jadikan kami kami ini para ahli Quran… Yang mereka sejatinya adalah ahliMu dan khusus di mataMu. Aaamiin

Pondok Modern Ayatuna bercita-cita mewujudkan masyarakat yang rabbani dengan membina kader-kader pemimpin dan mendidik generasi khairu ummah. .”Pimpinan PM Ayatuna

Tags :

Qur'an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *